Kamis, 05 Juli 2012

Terapi Kanker Mata

18.45 aku baru sampai rumah setelah hampir seharian memberikan terapi pada saudara teman yang mengalami kanker mata.
Ciri fisik yang paling nampak dari mata dan daerah sekitar lokasi adalah pembengkakkan, terutama pada kantung tidur yang membesar sampai sebesar telur ayam. Karena pebengkakkan yang cukup besar, mata kiri sudah hampir tertutup, dengan hitam pada bola mata hampir abu-abu.
Kepala mengalami rasa sakit yang luar biasa. Dengan rambut yang mulai jarang bekas kemoterapi.
Keluar keringat dingin.

Pasien terus berharap yang penting bengkak di sekitar mata kempis dulu, kalaupun mata kiri tidak bisa melihat lagi, bukan masalah, katanya.
Dari mana saya harus memulai memberikan terapi?
Dugaan awal, penderita mengalami hambatan energi di jalur meridian lambung, Ginjal dan Kandung kemih.
Pendeteksian dengan metode pujarengkono juga menunjukkan demikian.
Jika lambung terus dibiarkan, ginjal dan kandung kemih akan semakin parah, akibatnya sakit dikepala akan semakin bertambah. Jika untuk meredakan sakit kepala pasien harus menelan obat pereda sakit, mak ginjalnya juga akan semakin bermasalah.
Saya memutuskan untuk memperbaiki aliran energi di ketiga meridian itu (lambung, ginjal dan kandung kemih).
Dengan ramuan khusus yang sudah saya masukkan ke dalam selang plastik ukuran 1/4 ", saya lingkarkan selang itu. Untuk menambah efeknya, saya tempelkan batu tertentu yang bisa membuka sumbatan energi di titik Zu san li. batu diikat dengan sapu tangan agar tidak jatuh. Kemudian pada daerah perut saya juga menempelkan batu dan air laut yang dimasukkan dalam plastik sebagai kompres. Dengan menempatkan batu di daerah tersebut diharapkan agar lambungnya membaik.
Untuk mempercepat pengempisan daging yang membengkak di bawah mata, saya pasang selang yang melintang dari telinga ke telinga, melewati daerah antara hidung dan mulut, tepat di bawah pembengkakkan. jalur meridian lambung memang ada yang menuju ke daerah mata.
Saya juga menempelkan batu di titik tai chong, karena di daerah itu saya mendeteksi adanya hambatan.
Untuk menambah efek pengobatan kandung kemih, saya juga menempelkan  selang dari ujung telinga ke ujung telinga yang lain tetapi melewati atas alis mata. Diharapkan agar dengan pemasangan selang seperti ini, sakit kepala menjadi berkurang. Tidak lupa saya tempelkan ramuan khusus di titik diantara mata dan pangkal hidung.
Untuk menambah efek pengobatan pada ginjal, saya lakukan sedikit pemijatan pada titik di betis (jalur meridian ginjal.
Lima menit saya biarkan pasien berbaring sambil memegang rotan hulahup. Lima menit yang bisa saya dan saudaranya pergunakan untuk meledek pasien.
Setelah lima menit saya mengajukan pertanyaan
 "Masih sakit, Pak?"
"Ya, masih suka sakit"
"Maksud saya bagaimana sakit bapak sekarang? Sekarang, Pak. Setelah saya tempelkan alat alat ini?"
Beberapa saat pasien termenung.
"Keringat dinginnya sudah tidak keluar lagi."
"Kepala masih sakit?"
"Masih."
"Sekarang, Pak, sekarang."
"Sekarang tidak lagi"
"Coba bapak cek, daging yang membengkak di bawah mata."
"Sudah agak empuk."
Setiap lima menit saya mengajukan pertanyaan serupa, dan pasien melaporkan adanya perubahan yang cukup menggembirakan.
Dalam hati saya bersyukur pada tuhan, tentu saja, karena atas batuannyalah pasien merasakan perubahan walaupun masih jauh dari sembuh.
Satu hal lagi mungkin ada pertanyaan, kenapa pasien memegang rotan hulahup?
Salah satu penemuan juga, ternyata rotan bisa membuka sumbatan aliran energi. Tidak percaya? saya akan membuat tulisan untuk membuktikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar